LINTAS NASIONAL – BIREUEN, Berdalih beli seragam, pihak Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Bireuen diduga kutip uang ratusan ribu kepada setiap siswa-siswi.
Informasi yang diterima lintasnasional.com dari salah satu wali murid, Sabtu 23 Oktober 2021 uang tersebut untuk pembelian seragam, bagi setiap siswi diminta Rp. 395 ribu, sementara bagi siswa dibebankan Rp. 330 ribu.
“Saya harus bayar 330 Ribu untuk seragam olahraga yang disetor kepada wali kelas,” kata salah seorang wali siswa yang tidak bersedia disebutkan namanya pada Sabtu 23 Oktober 2021
Sebagai wali murid ia sangat menyayangkan dengan adanya harga seragam yang ditetapkan oleh pihak sekolah SDN 1 Bireuen, karena jauh lebih mahal ketimbang harga di pasar.
Namun, karena ada rasa kekhawatiran kalau tidak membayar uang seragam itu, katanya, akan berdampak kepada anaknya nanti, naka Ia terpaksa menuruti aturan sekolah tersebut.
“Ini kan masa Pandemi, ekonomi sedang sulit, masa pihak sekolah cari keuntungan dari pembelian baju seragam para siswa dan siswi,” ujarnya.
Selain itu lanjutnya, pihak sekolah memberitahukan adanya pembelian seragam itu melalui group WhatsApp wali murid.
“Uangnya sudah mulai disetor dari sekarang, untuk seragamnya masih proses penjahitan,” imbuh wali murid tersebut
Adapun rincian seragam yang harus dibeli di Sekolah diantaranya, baju rompi siswa-siswi senilai Rp. 2.20.000, baju olahraga Rp. 110.000, jilbab Rp.65.000.
Sementara itu, kepala sekolah SD Negeri 1 Bireuen Murtala, dihubungi lintasnasional.com Minggu, 24 Oktober 2021 mengatakan, pembelian seragam itu untuk siswa kelas satu sampai kelas lima.
Murtala membenarkan terkait pembelian atau penjahitan seragam sekolah tersebut agar para siswa dan siswi pakaiannya bisa seragam saat bersekolah.
“Ini untuk keseragaman semua, penjahitannya diserahkan kepada tukang jahit.
Ia menyebutkan, hal tersebut telah disepakati oleh wali murid telah disampaikan kepada para wali murid ketika pengambilan rapor siswa kemarin, alasannya, supaya para guru bisa menjelaskan kualitas kain kepada wali murid.
“Seragam tersebut sedang dalam proses penjahitan,” katanya.
Terkait harga, Murtala menyebutkan, jika nanti tukang jahit bisa memberikan harga yang lebih murah maka akan dikembalikan ke wali Murid. (Adam Zainal)