Ucapan Bela Sungkawa Perkim Bireuen untuk Tusop

Tim Pengabdian USU Edukasi Balita serta Ibu Hamil Lewat Lagu dan Permainan

LINTAS NASIONAL – SUMATERA UTARA, Tim Pengabdian Masyarakat, Universitas Sumatera Utara (USU), memberikan edukasi untuk para ibu menyusui serta puluhan balita pada Sabtu 16 September 2023 lalu

Kegiatan yang bertemakan “Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Mengenai Gizi Melalui Edu-Games dan Lagu Kesehatan di Posyandu” digelar di di Kelurahan Namo Gajah, Medan.

Narasumber yang mengedukasi anak-anak dan ibu menyusui beralasal dari USU yakni Dr. Fotarisman Zaluchu, Dr. Putri Chairani Eyanoer, M.S.Epi, PhD, dan Dra. Syarifah, MS. dengan enggunakan alokasi pendanaan skema pendanaan Non PNBP/ BPPTN dengan tujuan meningkatkan pengetahuan peserta mengenai gizi khususnya pada balita.

“Kita ingin memperkenalkan dua hal,” kata Dr. Fotarisman Zaluchu. “Pertama, metode edukasi yang selama ini konvensional, kita ubah menjadi edu-games yaitu metode permainan. Orang dewasa belajar menggunakan teknik yang interaktif sehingga mudah dimengerti. Apalagi kelompok sasaran para ibu yang biasanya ingin belajar secara sederhana dan praktik”. ujar Dr. Fota sapaan akrabnya

Kedua, kata Fota, diajarkan peserta untuk melihat ada hal yang jauh lebih penting dalam tahapan kehidupan, dari seluruh kehidupan yang juga penting.

“Di tahapan tersebut, tidak ada lagi yang bisa kita lakukan dan dampaknya akan terjadi seumur hidup pada pertemuan tersebut, peserta memang diajak mendiskusikan masalah gizi dan dampaknya pada pertumbuhan balita. Peserta diajak belajar sambil bernyanyi dan bermain ular tangga,” lanjutnya

Dr. Putri Chairani Eyanoer menyatakan bahwa banyak ibu merasa ASI tidak bermanfaat, padahal dengan memberikan ASI, pertumbuhan otak anak menjadi lebih sempurna.

“Ibu seharusnya mengetahui bahwa otak anak akan bertumbuh 80 persen sampai usia dua tahun dan berhenti bertumbuh sampai usia lima tahun. Sesudahnya tidak akan ada lagi pertumbuhan otak,” tutur Dr. Putri

Edukasi mengenai pentingnya otak ini diperdalam oleh Dr. Fotarisman Zaluchu menggunakan kartu-kartu edukasi, para peserta ditunjukkan mengenai otak manusia yang bertumbuh sempurna dan mana yang tidak.

Terlihat bahwa serabut-serabut otak pada manusia yang sempurna penuh dan memenuhi rongga otak. Sebaliknya, otak manusia yang tidak sempurna banyak rongga kosongnya.

Sementara itu Dra. Syarifah menerangkan bahwa protein adalah sumber makanan penting untuk mencapai pertumbuhan maksimal dari otak manusia, oleh karena itu peserta diharapkan untuk mendorong konsumsi protein baik hewani maupun nabati.

“Jika otak maksimum, maka kelak anak yang sedang berada pada usia balita akan menjadi manusia yang memiliki kecerdasan optimum,” imbuhnya

Salah seorang peserta, Verawaty Sembiring, ibu dengan tiga anak, meminta supaya edukasi-edukasi seperti ini dilaksanakan lebih sering supaya para ibu dapat lebih mengingatnya dan mempraktikkannya, ia merasa beruntung mengikuti kegiatan ini.

Selesai pelatihan, peserta meneriakkan yel-yel “aku mau anakku sehat” saat berfoto bersama. Dalam menutup edukasi, Dr. Fotarisman Zaluchu mengingatkan bahwa masa emas, yaitu di usia balita, tidak akan pernah kembali. Karena itu setiap ibu harus benar-benar serius mengatur gizi anak saat periode emas tersebut. (Dedy)