LINTAS NASIONAL – JAKARTA, Masih ingat dengan Freddy Budiman? Gembong narkoba itu tewas ditembak regu Brimob sebagai hukuman mati yang dijatuhkan oleh pengadilan.
Eksekusi mati Freddy Budiman dilakukan di Lapangan Tunggal Panaluan, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Jumat 29 Juli 2016.
Freddy disebut-sebut telah insyaf sebelum hukuman mati dijatuhkan. Pria kelahiran 1977 itu juga disebut lebih mendekatkan diri pada Tuhan sebelum ditembak mati.
Salah satu yang melihat kondisi jasad Freddy Budiman setelah ditembak adalag Ustaz Fatih Karim. Berikut penuturan Ustaz Fatih Karim terkait Freddy Budiman:
Ustaz Fatih Karim mengaku pernah mengisi pengajian di penjara. Dia tak kenal seorangpun di antara para narapidana yang menghadiri pengajiannya.
” Saya ngisi pengajian di penjara itu, ini isinya orang penjara semua. Saya kan nggak kenal wajahnya,” kata Ustaz Fatih dilansir dari channel YouTube Khutbah Muslim.
Namun perhatiannya terbetot pada pria yang berada di sebelah kanannya. Ternyata sosok itu adalah Freddy Budiman yang sejak awal memperhatikan pengajian dengan berurai air mata.
” Begitu saya lihat di kanan, ada orang pakai koko putih, kopiah putih, berjenggot putih, dari tadi sampai akhir pengajian nangis senangis-nangisnya. Pipinya basah dengan air mata,” tambah dia.
Ustaz Fatih Karim pun bertanya kepada penjaga penjara tentang pria berkoko putih itu. Penjaga penjara menyebut pria itu sebagai Freddy Budiman.
” Almarhum, ada yang masih ingat Freddy Budiman? Pengedar narkoba kelas kakap, bukan kakap lagi, sudah paus,” imbuh Fatih Karim.
Sebelum eksekusi mati dilaksanakan, menurut Ustaz Fatih Karim, Freddy Budiman diberi kesempatan menyampaikan pesan terakhir. Dia meminta diizinkan mengucapkan tahlil.
” Keren, Masya Allah, apa katanya? ‘Tolong izinkan saya, pada saat sebelum ditembak mati mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah’,” ungkapnya.
UstazFatih Karim juga menyebut Freddy Budiman punya permintaan lain, yaitu penutup matanya dibuka saat pelaksanaan eksekusi mati.
” Kenapa? ‘Karena saya ingin melihat dosa-dosa saya yang terlalu banyak untuk Indonesia’. Apa yang terjadi? Enggak dikasih izin. Tapi dimohon-mohon, akhirnya dikasih izin,” imbuh Ustaz Fatih karim.
Dua hari sebelum eksekusi, Freddy Budiman memperbanyak ibadah. Menurut Ustaz Fatih Karim, Freddy Budiman bahkan sanggum mengkhatamkan Alquran sampai tujuh kali berturut-turut.
” Antum tahu, mulai hari ini sampai dua hari yang akan datang, beliau khatam Alquran sampai tujuh kali. Antum khatam sehari berapa kali? Nggak khatam-khatam? Memang matinya kapan?” ucap Ustaz Fatih.
Dia menambahkan, Freddy Budiman juga tidak terlihat kejang-kejang sesaat setelah ditembak oleh regu Brimob.
” Kalau enggak batang otak, jantung mas. Langsung der! Langsung jleb! Kena. Enggak ada kejang-kejang, enggak ada muntah darah. Langsung seperti orang pingsan, plek,” papar Ustaz Fatih.
” Tangan kaki dilepas, digendong, badannya tinggi besar, ringan mas badannya. Kata sipir penjara, badannya ringan, ditaruh di keranda jenazah, wajahnya senyum. Masya Allah, mantan pemakai narkoba, matinya mengucapkan Laa ilaaha Illallah,” jelasnya.
Ustaz Fatih Karim mengaku mendapat foto jenazah Freddy Budiman dari penjaga penjara. Dia mengaku sanat terharu dan mengirim doa untuk Freddy Budiman.
“Begitu difoto sama teman saya tadi, sipir penjara, cekrek, ‘Ustaz doakan Ustaz, wajahnya mas Freddy’. Dikirim, Ya Allah saya itu nangis, senyum mas, senyum. Di keningnya ada keringat sebulir-bulir jagung. Seperti kata Rasulullah, seorang yang khusnul khotimah,” ungkap Ustaz Fatih.
Terpidana mati kasus penyelundupan 1,4 juta butir ekstasi itu memang mengaku sudah tobat nasuha sejak mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Batu.
” Sejak dapat hidayah sewaktu di Lapas Batu. Saya pelajari Islam,” kata Freddy Budiman. (merdeka)