Warga Aceh yang Berjasa, Kemlu Klaim Pemerintah Indonesia yang Selamatkan 99 Migran Rohingya

LINTAS NASIONAL – ACEH UTARA, Pengungsi Rohingya dalam kondisi dehidrasi dan kelaparan usai berminggu-minggu terombang ambing di tengah laut diselamatkan nelayan Aceh pada, Rabu 24 Juni 2020 lalu.

Nelayan Aceh sangat berjasa terhadap keselamatan nyawa 99 orang migran asal Rohingya, sepertiga jumlah mereka merupakan anak-anak.

Saat ini, pihak berwenang dan para nelayan juga sudah menyiapkan pengungsian sementara di bekas Kantor Imigrasi Kota Lhokseumawe.

Meskipun mereka saat ini sudah ditampung di pengungsian, Namun Pemerintah Indonesia berencana mengembalikan para pengungsi ke laut dengan dibekali bensin perahu, pakaian dan juga makanan sehingga membuat warga Aceh protes keras, jika pemerintah tidak mau menampung para Migran Rohingya maka warga yang akan menjemputnya di lautan.

Seperti yang dikutip dari situs Kementrian Luar Negeri (Kemlu) Jumat 26 Juni 2020, muncul narasi bahwa 99 orang pengungsi Rohingya diselamatkan pemerintah Indonesia di perairan Aceh Utara.

Kemlu menyatakan keputusan itu atas dasar kemanusiaan karena kondisi para pengungsi memprihatinkan dan membahayakan jiwa mereka.

“Pemerintah Indonesia telah menyelamatkan 99 orang migran etnis Rohingya yang pada tanggal 24 Juni 2020 memasuki perairan Aceh Utara,” tulis pernyataan tersebut.

Kemlu mengatakan para pengungsi saat ini ditampung di bekas Kantor Imigrasi Lhoksemauwe, Aceh. Fokus utama sekarang adalah pemenuhan kebutuhan dasar, pemberian penampungan sementara, dan pelayanan kesehatan.

Hal-hal tersebut dilakukan dengan memastikan berlakunya protokol kesehatan guna mencegah penularan virus COVID-19 di kalangan migran etnis Rohingya.

“Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah setempat berkerja sama dengan UNHCR dan IOM akan segera melakukan upaya-upaya lebih lanjut terkait penanganan 99 orang migran etnis Rohingya tersebut,” kata pernyataan itu.

Padahal saat ini Masyarakat Aceh dan Lembaga Sosial lainnya sangat aktif memberikan bantuan kemanusiaan.

Sementara itu otoritas Indonesia juga tengah menyelidiki kemungkinan adanya unsur penyelundupan manusia sehingga migran ireguler tersebut menjadi korban.

Penyelundupan manusia adalah kejahatan yang harus dihentikan dan memerlukan kerja sama kawasan dan internasional.

Perjalanan laut yang tidak aman ini dipastikan akan terus terjadi sepanjang akar masalah tidak diselesaikan.

Bagi Indonesia, upaya menciptakan kondisi kondusif di Rakhine State penting untuk terus dilakukan agar etnis Rohingya dapat kembali secara sukarela, aman dan bermartabat di rumah mereka, di Rakhine State.

Sebelumnya diberitakan, puluhan warga Rohingya diselamatkan nelayan dari perairan Aceh Utara. Mereka diduga terkatung-katung di laut setelah kapal yang mereka tumpangi rusak.

Para pengungsi Rohingya yang diselamatkan nelayan itu sempat dilarang turun dari kapal. Warga kemudian ramai-ramai ke lokasi untuk membawa mereka ke daratan pada Kamis 25 Juni 2020. (indoz)