LINTAS NASIONAL – BIREUEN, Gagalnya Bireuen di Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) ke XVI dan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke XXXV tahun 2022 dan di Berbagai Sektor lainnya terjadi atas kegagalan komando Pimpinan Daerah.
Demikian disampaikan oleh Wakil Ketua DPRK Bireuen Suhaimi Hamid kepada lintasnasional.com Minggu 26 Juni 2022, ia menilai kegagalan dua event bergengsi itu akibat gagalnya Bupati Bireuen sebagai tampuk pimpinan.
“Dinas-dinas di Bireuen tidak dikomandoi dengan baik oleh Bupati dan mempresure target serta capaian kinerja daerah sesuai dengan Visi dan Misi Bupati yang telah di Qanunkan menjadi RPJMK Bireuen 2017 -2022,” ujar Politisi PNA yang akrab disapa Abu Suhai itu.
Menurutnya, hampir semua target dan capaian kinerja Pemerintah Bireun gagal, mulai dari pelayanan Disdukcapil, pelayanan Kesehatan Stunting, target katagori DED tentang pelayanan publik juga tidak bisa didapatkan.
“Begitu juga urusan persampahan, Bireuen juga menjadi Kota kumuh, Program “Cet Langet” Stadion Paya Kareung dan Rumah Sakit Regional juga bisa dipastikan gagal, tentang regulasi Tata Ruang Kabupaten dan Tata Ruang Kota juga gagal.
Menurut Abu Suhai selam kepemimpinan Muzakkar A Gani Hak Guna Usaha (HGU) sudah banyak yang mati, seharusnya bisa diberikan untuk rakyat agar tersedianya lapangan kerja, hutan di Bireuen bertambah hancur, ditambah rakyat semakin miskin dan tertinggal.
“Input-input yang diberikan oleh Legislatif dalam pandangan umum Fraksi dan pendapat akhir semua jadi angin lalu, jawaban Bupati hanya menjadi pemanis mulut belaka, jawaban normatif yang diberikan tidak ada aksinya sama sekali, SKPK yang diajak untuk berpikir untuk menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan berinovasi, semuanya loyo dan jalan ditempat, tidak ada gebrakan sama sekali,” jelas Abu Suhai
Suhaimi menilai selama ini Dinas-dinas berjalan atas kendali oknum belakang layar, mereka berjalan sesuai pesanan pihak luar yang merasa berjasa atas lahirnya Muzakkar menjadi Wakil Bupati yang kemudian menjabat Bupati Bireuen.
“Kehancuran Bireuen hari ini karena lemahnya pemimpin yang bisa dikendalikan oleh oknum belakang layar, menurut saya mereka juga harus bertanggungjawab atas gagalnya Bireuen hari ini,” ketus Suhaimi
Wakil Ketua II DPRK Bireuen itu menuturkan, seharusnya oknum belakang layar tersebut mendorong Bupati untuk bekerja maksimal, bukan dengan cara menghisab manis proyeknya saja dan memasukkan orang-orang dekat menjadi Kepala dinas, Kabid serta para Kasi di setiap SKPK
“Saat ini semua kegagalan dilemparkan kepada Bupati seorang, sementara para Kadis, mereka sama sekali tidak takut terhadap Bupati, malah lebih takut dengan oknum dibelakang layar karena atas tekanan oknum tersebut mereka memperoleh jabatan,” tutur Abu Suhai
Ia menambahkan, yang terjadi di Gedung DPRK selama ini, disaat ada anggota Dewan yang mencoba mengkritik dan menjalankan fungsinya sebagai bagian dari pengawasan, maka oknum belakang tersebut buru-buru menekan pimpinan Partai untuk memberikan sanksi,” imbuh Abu Suhai
Kini kepemimpinan Muzakkar A Gani hanya tinggal menghitung hari, namun selama menjadi Bupati, Abu Suhai menilai Bireuen tidak ada prestasi apapun tidak ada satupun inovasi atau terobosan baru yang dihasilkan dan bisa dinikmati oleh masyarakat.
Untuk kedepan, Suhaimi berharap kepada Mendagri agar menunjuk Pj Bupati Bireuen yang bebas dari intervensi dari oknum-oknum tertentu yang hanya mengambil keuntungan dari APBK.
“Sudah cukup satu periode ini Bireuen mundur 10 tahun ke belakang akibat dikendalikan oleh oknum di belakang layar, harapannya Pj Bupati kedepan juga siap bersinergi dengan Legislatif dalam membangun Bireuen yang lebih baik kedepan,” harap Abu Suhai
Katanya, Dewan merupakan representasi dari rakyat tentunya karena multi Partai dan multi pihak yang terlibat, maka Bireuen akan terjadinya keseimbangan.
“Dengan adanya keseimbangan, Bireuen dan harmonisnya Eksekutif dan Legislatif, maka segala kepentingan rakyat akan terwujud dimasa akan datang, Amiinn,” pungkas Suhaimi Hamid (M. Reza)