Bertahun-tahun Hidup di Gubuk, Kasummi dan Keluarga Butuh Bantuan Pemerintah

LINTAS NASIONAL – ACEH UTARA, Nasib miris dialami Kasummi janda berusia 68 tahun warga Matang Cut Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara bertahun-tahun tinggal di sebuah gubuk berkontruksi kayu yang telah lapuk dimakan usia.

Kondisi rumah perempuan Kasummi yang telah lama di tinggal oleh suami itu sangat layak mendapat bantuan rumah layak huni dari pemerintah baik dari Pemkab Aceh Utara dan Provinsi Aceh.

Rumah yang ditempatinya tersebut sudah rusak mulai dari tahun 2014 yang lalu hingga saat ini belum belum pernah mendapat bantuan dari pihak manapun, baik Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Aceh.

Kasummi Melalui anaknya Surniati (40) Mengatakan, Bahwa selama ini belum ada orang yang memberikan bantuan baik dari Pemkab Aceh Utara serta Provinsi Aceh untuk perbaikan, ia dan ibunya sudah bertahun-tahun hidup dengan kondisi tersebut.

“Keluarga kami memang terlahir tidak mampu maka dengan datangnya Media, mudah-mudahan mendapat perhatian dari Pemerintah dan dermawan lainnya untuk membangun rumah yang layak buat kami,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca pada Rabu 1 Juni 2022

Surniati mengatakan, kondisi ibunya yang sudah tua dan sering sakit-sakitan sangat berharap ada pihak yang terketuk hatinya untuk dapat membangun rumah yang layak huni untuk ditempati.

“Saya minta kepada pemerintah dan pihak lainnya, tolong bantu kami pak, kami sudah bertahun-tahun hidup di gubuk reot, saat hujan kami harus pindah ditempat yang tidak bocor,” lanjutnya

Sementara itu Keuchik Matang Cut, Abdullah Mutalib berharap agar kiranya pemerintah Aceh dan Pemkab Aceh Utara dapat membantu 1 unit rumah layak huni untuk keluarga Kasummi, karena tempat tinggal yang ditempati saat ini sangat memprihatinkan.

“Keluarga Kasummi sangat butuh perhatian dari pemerintah baik program rehab maupun dibangun yang baru,” ujar Abdullah

Keuchik menuturkan, anggaran dari Dana Desa untuk pembangunan rumah tidak bisa dianggarkan selama Covid19, anggaran harus di prioritaskan untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT)

“Dana Desa tidak tercapai karena diprioritaskan untuk BLT,” tutur Keuchiik Abdullah Mutalib (Munawir)