LINTAS NASIONAL – BANDA ACEH, Aceh berbeda dengan provinsi lain di Indonesia. Aceh adalah daerah istimewa, sama seperti Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hanya saja keistimewaan Aceh seakan telah terhapus, dan nyaris tak ada yang mengingatkannya lagi dan terlupakan
Demikian intisari pokok pikiran yang disampaikan para pakar pada diskusi dan penutupan magang mahasiswa UIN Ar-Raniry dan mahasiswa Universitas Serambi Mekkah di Kantor Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Banda Aceh, Selasa 14 September 2021
Para pakar yang berbicara dan mereview tentang keistimewaan Aceh adalah Dr Nasir Ibrahim MSi (Dosen Universitas Serambi Mekkah), Hasan Basri M Nur (UIN Ar-Raniry), Asrizal H. Asnawi (Anggota DPR Aceh), Jamaluddin Jamil ST MM (FKJP Aceh), Dr Rahmadon Tosari (Dekan FAI Universitas Serambi Mekkah), Afifuddin Danish (pengusaha), Safaruddin (YARA) dan Zainal Arifin M Nur (Pimred Serambi Indonesia).
“Generasi milenial tak mengetahui apa saja keistimewaan Aceh yang membedakan dari daerah-daerah lain,” ujar Safaruddin sambil menyemangati 11 mahasiswa magang.
Ditambahkan, Aceh menjadi lemah dan tak ada nilai tawar dimata Pusat gara-gara tidak mampu mengelola dan mengoptimalkan status keistimewaan yang ada pada dirinya.
“Aceh menjadi tidak ada nilai tawar karena kita yang abai terhadap status kita sendiri. Jangan cari kambing hitam,” kata Safar.
“Dalam kaitan ini, kita telah merancang sebuah format untuk mengawal Keistimewaan Aceh. Adik-adik peserta magang akan kami libatkan dan semua pakar yang hadir hari ini akan pengarah,” ujar Safaruddin.
Sementara Dr Nasir Ibrahim mengatakan anak muda dan mahasiswa berada di garda terdepan dalam memajukan Aceh.
“Adik-adik jangan berpikir untuk menjadi pekerja usai tamat kuliah. Tapi jadilah orang-orang yang akan melakukan perubahan dan pencipta lapangan kerja,” pesan Nasir Ibrahim.
Adapun mahasiswa peserta magang di YARA adalah dari Fakultas Syariah dan Hukum Prodi Hukum Ekonomi Syariah Mohd Aufar, Muhammad Agiel Fahwan Gayo, Muhammad Rian Fadilla, Muhammad Masykur, Muhammad Zikri, Rahmadani, Nurul Husna, Putri Anisah, Yulia Mulyani dan Yuni Meldifa.
Sementara dari Prodi KPI Universitas Serambi Mekkah adalah Hadyan Arba. (Red)