Kisah Miris Keluarga Ilyas, Warga Pandrah Bireuen, Tempati Gubuk Reot Selama 10 Tahun dan Berjuang Menyekolahkan Lima Anaknya

Ilyas Ismail, Warga Desa Blang Samagadeng bersama kedua anaknya berdiri didepan Gubuk yang sudah ditempati selama 10 tahun, Foto :Ist

LINTAS NASIONAL – BIREUEN, Sungguh miris nasib yang dialami Ilyas Ismail (45) yang terpaksa tinggal di gubuk reot bersama Istri dan ke lima Anaknya di Gampong Blang Samagadeng Kecamatan Pandrah Kabupaten Bireuen.

Pantauan Lintasnasional.com pada Kamis 25 Juni 2020, Gubuk yang dihuni 7 orang tersebut hanya berukuran 7×6 beralas lantai semen bekas toko dan berdinding triplek yang sudah berlobang hanya mempunyai 1 kamar tidur serta harus memanfaatkan WC umum.

Kepada Lintasnasional.com Ilyas Ismail mengatakan, rumah tersebut sudah ditempati selama 10 tahun bersama keluarga dibangun seadanya dari sisa material, seperti tripleks bekas, papan bekas, pintu bekas dan banyak lubang-lubang besar menganga di beberapa sisi dinding rumah.

“Kami tinggal di sini sudah 10 tahun dan tanah yang kami dirikan gubuk ini juga punya kerabat yang prihatin dengan kondisi kami dengan meminjamkan tanahnya dan ini sudah disuruh bongkar karena pemilik mau menjualnya” ungkap Ilyas Ismail

Ilyas mengatakan, Ia dan istrinya Ismiyati hanya bekerja sebagai buruh harian lepas, jika ada masyarakat yang membutuhkan tenaga mereka baru bisa bekerja.

“Penghasilan kami tidak menentu, jika ada orang menyuruh membersihkan sawah, membajak sawah atau lainnya baru ada penghasilan, kalau tidak, kami hanya mencari kayu di hutan,” lanjut Ilyas

Yang membuat dirinya sedih, kelima anaknya saat ini semuanya sedang menempuh pendidikan, anak perempuan yang pertama dan kedua saat bersekolah di SMA yang ke 3 Laki-laki tingkat SMP, yang ke Empat perempuan masuk SMP tahun ini dan yang terakhir masih di Sekolah Dasar.

“Karena anak perempuan saya sudah besar-besar, saya dan anak laki-laki kalau malam harus tidur diluar, dengan alas seadanya” lanjutnya lagi

Ilyas Ismail menunjukan Dinding rumahnya terbuat dari kayu, triplek bekas dan seng yang sudah berlobang, foto: Ist

Meskipun tinggal di gubuk reot dan tidak mempunyai pekerjaan tetap Ilyas dan istrinya memiliki semangat tinggi untuk menyekolahkan anak-anaknya, ia berusaha keras supaya anaknya tidak putus sekolah.

“Meskipun kadang-kadang harus makan sekali sehari, tapi anak-anak saya harus tetap bisa bersekolah, jangan seperti saya yang tidak tamat SD,” cerita Ilyas sambil tersedu menahan kesedihan

Meskipun begitu Ilyas tidak pernah mengeluh, ia hanya berharap bisa menempati rumah yang layak bersama istri dan anak-anaknya, namun selama ini belum ada yang membantu, meskipun sering melihat teman-temannya dan orang lain mendapatkan bantuan rumah layak huni baik dari Dana Desa dan Pemerintah.

“Saya tetap berprasangka baik, mungkin karena tidak punya tanah, makanya untuk kami tidak ada yang membantu rumah dan yang membuat kami sedih 2 hari kedepan gubuk yang kami tempati sekarang harus kami bongkar dan harus pindah ketempat lain,” ujar Ilyas terbata-bata

Ilyas juga mengatakan untuk 2 bulan kedepan ia akan menempati rumah temannya yang kosong di Desa tetangga yaitu Gampong Batee Kecamatan setempat.

“Untuk Sementara ada rumah teman yang sedang kosong untuk kami tempati, walaupun tidak ada listrik kami bisa menyalakan lilin, yang penting ada tempat tinggal dulu, karena kalau mau sewa kami tidak punya uang, untuk makan aja susah,” ungkap Ilyas

Namun begitu, Ilyas dan keluarganya tetap bersyukur karena mereka mendapatkan Program keluarga Harapan (PKH) dari pemerintah karena sudah bisa sedikit membantu keperluan sekolah anak-anaknya.

“Alhamdulillah dengan adanya PKH, sedikit terbantu kebutuhan sekolah anak-anak, karena saya juga tidak bisa lagi bekerja yang berat-berat setelah pinggang saya terkilir karena tertimpa pohon beberapa tahun yang lalu.,” papar Ilyas

Ilyas dan Istrinya sangat berharap kepada semua pihak baik Pemerintah maupun pihak lainnya agar membantu 1 unit rumah yang layak untuk ditempati keluarganya.

“Kami sangat mengaharapkan uluran tangan Pemerintah dan dermawan lainnya untuk membantu 1 unit rumah dan memperhatikan kelima anaknya agar bisa melanjutkan sekolah sehingga bisa merubah nasib keluarganya agar lebih baik lagi ke depan,” ungkap Ilyas

Selama ini kata Ilyas, Ia dan istri banting tulang dan bekerja apapun demi menyekolahkan anak-anaknya, namun ia sangat berharap memiliki rumah yang layak.

“Meskipun anak kami sudah ada yang melamar kami tolak dulu, karena masih mau melanjutkan pendidikan dan tidak mempunyai tempat tinggal yang layak, saya sangat memohon uluran tangan pemerintah dan pihak lainnya,” pungkas Ilyas yang didampingi Istrinya sambil menangis (SD)