
LINTAS NASIONAL – BIREUEN, Provinsi Aceh banyak memiliki situs sejarah yang memberikan edukasi bagi Masyarakat tentang keberadaan kerajaan Islam di Indonesia.
Makam bersejarah para pejuang Islam menjadi saksi bisu bagaimana sebuah bangsa di masa lalu sehingga perlu dijaga kelestariannya.
Tokoh Muda asal Gandapura Akmal Rusli Bersama Pimpinan Pondok Tahfidzul Qur’an Ar-Rahman Ustd Khairul Azmi, M.Pd Tokoh masyarakat dan pemuda mengunjungi situs sejarah Komplek Makam Teuku Banta Ahmad di Desa Samuti Krueng Kecamatan Gandapura Kabupaten Bireuen pada Selasa 22 September 2020.
Kecamatan Gandapura Kabupaten Bireuen merupakan sebuah kawasan penting dalam sejarah perkembangan Islam di provinsi Aceh, disana juga melahirkan sejumlah pejuang di masa lalu.
Akmal Rusli yang juga menjabat Vice President OIC Youth Indonesia (Pemuda OKI) Mengatakan kalau ditelusuri Aceh meninggalkan berbagai sejarah tentang peradaban Islam, seperti di kawasan Samuti Kreung Gandapura, bahkan provinsi yang terletak di ujung Pulau Sumatera itu dikenal sebagai tempat penyebaran Islam pertama di Nusantara dan bahkan di Asia Tenggara.
“Namun sayang, kini berbagai situs sejarah tersebut banyak yang terbengkalai dan bahkan batu nisannya banyak yang ditemukan mulai rusak serta sulit diakses karena dipenuhi semak belukar, coba bayangkan saja, apabila situs sejarah mulai hilang, maka suatu daerah tersebut mulai kehilangan identitasnya,” kata Akmal Rusli yang juga menjabat Juru Bicara Lembaga kemanusiaan Eddie Foundation tersebut.
“Bahkan ada sebuah pepatah yang mengatakan, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah”, lanjut Akmal
Teuku Banta Ahmad memiliki sejarah penting bagi Penyebaran Islam di pesisir Aceh Utara dan pada Nisannya memiliki Ukiran Seni yang tinggi yang berasal dari bahasa Urdu.
Dilihat dari sudut pandang sejarah, nisan- nisan yang ada di Gandapura memiliki ukiran yang sangat tinggi nilainya, dikutip dari buku Ali Hasyimi, Batu nisan tersebut berasal dari abad ke 16 M, dengan tulisan bahasa Urdu.
“Salah satu batu nisan yang paling besar dan terkenal yaitu nisan Teuku Banta Ahmad, menurut sejarah, Ia merupakan salah seorang tokoh pemimpin di Keujren Peusangan Raya. Dalam sumber lain, disebutkan pemimpin di Keumeurahan Samudera, kata Ustad Khairul Azmi.
Khairul Azmi melanjutkan dalam cerita yang berkembang, Teuku Banta Ahmad merupakan pemuda yang gagah perkasa dan pemberani, ia hidup semasa dengan Jugi Betapa atau Malem Muda, dalam ceritanya, ia yang mengalahkan Jugi Betapa sang pembuat kejahatan.
Selain itu, jasanya dalam penyebaran Islam juga sangat besar. Ia merupakan pemimpin yang mendukung setiap dakwah islam di pesisir Utara Aceh.
“Sungguh sangat disayangkan, Batu nisan tersebut tidak ada perawatan, perlu diketahui, Ini merupakan bagian penting dari sejarah Aceh,” ungkap Ust. Khairul.
Sementara itu Sulaiman, mantan Keuchik Samuti Kreung berharap ada pihak yang mempedulikan situs sejarah ini, ia mengatakan saat ini untuk merawatnya butuh dana untuk perawatan rutin.
Selain itu salah satu pemuda setempat Zumara menyampaikan terkadang komplek Makam Teuku Banta Ahmad hanya dibersihkan dalam kurun waktu setahun sekali dengan menggunakan dana pribadi. (AK)