LINTASNASIONAL.com, Makan tempe mentah disebut lebih sehat karena proteinnya terjaga. Namun apakah tempe mentah aman dimakan? Seperti apa cara terbaik mengonsumsi produk fermentasi ini?
Tempe adalah produk makanan fermentasi kebanggaan Indonesia yang kini mendunia. Tempe jadi asupan protein nabati andalan banyak orang, terutama para vegetarian. Tempe kini banyak diproduksi dan dijual di luar negeri.
Tempe atau tempeh memiliki cita rasa gurih khas yang enak. Teksturnya juga lembut sehingga mudah dinikmati semua kalangan. Untuk mengolahnya, tempe bisa dijadikan beragam sajian, mulai dari yang tradisional seperti pepes sampai dijadikan topping salad.
Namun dalam konsumsinya, ada anggapan yang beredar kalau tempe mentah lebih bagus untuk kesehatan. Benarkah hal ini? Apakah ada perbedaan jauh antara nilai gizi tempe mentah dengan tempe yang diolah?
Simak seputar konsumsi tempe mentah seperti berikut:
1. Klaim makan tempe mentah lebih sehat
Dalam mengonsumsi tempe, beberapa orang meyakini tempe lebih sehat saat dimakan dalam keadaan mentah. Apalagi pada dasarnya tempe sering disebut sebagai salah satu makanan paling sehat di dunia.
Saat makan tempe mentah, beberapa orang langsung memakannya begitu saja seperti camilan. Tapi ada juga yang menggunakan tempe mentah sebagai bahan campuran smoothies atau topping salad.
Mereka meyakini saat makan tempe mentah, nilai-nilai gizinya lebih terjaga. Misalnya protein yang tetap awet karena tidak hilang akibat proses memasak. Tempe mentah juga diklaim bisa sehatkan pencernaan dan atasi penyakit maag.
2. Risiko kesehatan dari makan tempe mentah
Dilansir detikFood 9 Juni 2020, dr Tan Shot Yen yang juga ahli gizi komunitas ini memberi pandangannya terkait makan tempe mentah. “Saya pribadi tidak pernah menganjurkan (makan) tempe mentah karena banyak alasan, termasuk higienis,” tuturnya.
Seperti diketahui, tempe mungkin diolah dengan praktek kurang higienis. Misalnya produsen tidak menggunakan sarung tangan dan masker, atau lingkungan tempat produksi tempe yang memang kotor.
dr Tan mengatakan praktek makan tempe mentah juga berbahaya jika diikuti anak-anak yang sedang tumbuh kembang. Ia menjelaskan, “Alih-alih sehat, tapi kalau mereka diare berkepanjangan makan risiko gangguan tumbuh kembang akan terjadi.”
3. Probiotik pada tempe mentah akan mati di lambung
Makan tempe mentah disebut-sebut bagus karena probiotik di dalamnya. Namun dr Tan menyarankan tidak perlu mengharapkan asupan probiotik dari tempe.
“Tidak mengharap probiotik datangnya dari tempe karena mesti dimasak kan, pasti proses masaknya mematikan probiotik. Masih banyak sumber probiotik yang bisa kita dapatkan kok, termasuk serat tidak larut dari sayur dan buah,” ujarnya.
Kalaupun tempe dimakan dalam keadaan mentah, manfaat probiotiknya juga belum tentu maksimal. “Tidak ada jaminan probiotik pada tempe itu bermanfaat sebab bisa mati saat masuk lambung. Ini karena asam lambung pH nya hingga 2,” katanya.
4. Olahan terbaik tempe
dr Tan mengatakan beda nilai gizi tempe mentah dan tempe yang sudah dimasak tak signifikan. “Ga jauh-jauh beda lah, bahkan yang dimasak jauh lebih aman,” tuturnya.
Namun dr Tan tidak menyarankan makan tempe goreng. Sebab proses penggorengan menciptakan radikal bebas yang tidak sehat. Cara masak lain masih bisa dilakukan untuk mendapat manfaat sehat tempe yang maksimal.
“Tempe bisa dikari, pepes, atau dipanggang,” tutup dr Tan. Cita rasa tempe dijamin tak kalah enak dan bikin semangat makan.
5. Manfaat makan tempe
Healthline 9 Juni 2020 merangkum secara umum manfaat makan tempe. Sumber protein nabati ini mengandung 15 gram protein, 162 kkal, 9 gram lemak, dan 9 gram karbohidrat dalam tiap 84 gram-nya.
Tempe merupakan prebiotik, makanan yang menunjang pertumbuhan bakteri baik untuk pencernaan (probiotik). Konsumsinya bisa memperlancar buang air besar, mengurangi inflamasi, hingga meningkatkan memori.
Kandungan protein yang tinggi pada tempe juga patut diacungi jempol. Pasalnya asupan protein yang cukup bisa mengontrol nafsu makan dengan cara meningkatkan rasa kenyang dan mengurangi rasa lapar. Sebuah penelitian bahkan menunjukkan protein kedelai pada tempe sama efektifnya seperti protein hewani dalam halal mengontrol nafsu makan. (red)