LINTAS NASIONAL, BIREUEN – Seorang warga Gampong Meunasah Lincah, Kecamatan Samalanga, Bireuen, AA (33) dilaporkan meninggal dunia di Bandara Kuala Lumpur, Malaysia pada, Selasa 4 November 2025.
Almarhum meninggal dunia di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), Malaysia saat menunggu jadwal penerbangan pulang ke Aceh.
Sebelum menghebuskan nafas terakhir, Ia sempat mengalami sesak nafas dan meninggal dunia sebelum sempat dirujuk ke Hospital Sultan Idris Shah Serdang, Selangor.
Berdasarkan informasi, almarhum baru satu tahun merantau ke Malaysia dan berencana pulang untuk menjenguk orangtua di kampung halaman.
Menurut keterangan keluarga, almarhum memang memiliki riwayat penyakit jantung, sementara hasil pemeriksaan menyebutkan ia meninggal akibat infeksi paru-paru (pneumonia).
Jenazah AA dipulangkan ke Tanah Air menggunakan pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH 860 dan tiba di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, pada Kamis (6/11/2025) sekitar pukul 09.00 WIB.
Setibanya di bandara Kualanamu, jenazah disambut oleh Fajri, staf penghubung Haji Uma yang turut membantu proses administrasi pemulangan.
Selanjutnya, jenazah langsung dibawa menuju kampung halaman di Bireuen menggunakan ambulance milik BP3MI yang difasilitasi oleh Haji Uma melalui lembaga tersebut.
Proses penyambutan jenazah di rumah duka di Bireuen dihadiri langsung oleh Haji Uma, didampingi staf penghubung wilayah Aceh Utara–Bireuen, Nazaruddin alias Abu Saba dan Abdul Rafar.
Pemulangan Jenazah
Pemulangan Jenazah almarhum AA (33) dari Malaysia ke Aceh difasilitasi oleh Haji Uma Bersama GAB dan BP3MI. Fasilitasi itu diberikan, setelah pihak keluarga melalui Keuchik Gampong Meunasah Lincah mengirimkan surat resmi kepada Haji Uma untuk memohon bantuan dalam proses pemulangan jenazah almarhum.
Menanggapi hal tersebut, Haji Uma segera berkoordinasi dengan Ketua Group Aceh Bersatu (GAB) Malaysia, Junaidi R, untuk mengurus administrasi pemulangan ke Tanah Air.
“Setelah menerima laporan dari pihak keluarga, saya langsung berkoordinasi dengan tim penghubung di Malaysia agar proses pemulangan berjalan lancar,” ujar Haji Uma dalam keterangan tertulis yang dikutip media ini, Jum’at 7 November 2025.
Menurut Haji Uma, hal itu dilakukan untuk membantu keluarga almarhum di Aceh untuk menghadapi situasi tersebut dan memastikan jenazah almarhum dapat segera dimakamkan dengan layak di kampung halaman.
“Biaya pemulangan jenazah hingga ke Bandara Kualanamu mencapai Rp 16,1 juta, dengan rincian Rp14,6 juta ditanggung pihak keluarga dan Rp2,5 juta dibantu langsung olehnya termasuk biaya kargo bandara sedangkan ambulans ditanggung oleh BP3MI,” sebut Haji Uma.
Haji Uma menambahkan, hal itu bentuk kepedulian bersama terhadap kemanusiaan, khususnya terhadap warga Aceh di perantauan yang merupakan bagian dari kita semua.
“Ketika mereka tertimpa musibah, kita wajib hadir membantu,” ungkap Haji Uma.
Dalam kesempatan tersebut, Haji Uma juga menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga almarhum serta mengapresiasi semua pihak yang telah berperan dalam proses pemulangan.
“Saya turut berduka cita atas meninggalnya AA. Semoga keluarga diberikan ketabahan, dan Allah SWT menerima segala amal ibadah almarhum. Saya juga berterima kasih kepada semua pihak, terutama GAB, BP3MI, dan komunitas Aceh di Malaysia, yang telah bekerja keras membantu kepulangan jenazah ini,” ucapnya.
Ia menegaskan, kepedulian terhadap warga Aceh di perantauan merupakan tanggung jawab moral yang akan terus ia jalankan selama masih diberi amanah oleh masyarakat.
“Membantu warga Aceh di perantauan yang tertimpa musibah bukan hanya tugas sosial, tetapi juga panggilan hati. Selama saya diberi amanah, saya akan terus berupaya hadir dalam setiap kesulitan mereka,” tutup Haji Uma.
Sementara itu, suasana haru menyelimuti prosesi pemulangan jenazah di kampung halaman. Tangis keluarga pecah saat peti jenazah tiba, seakan tak percaya bahwa anak yang mereka nantikan pulang justru diselimuti kain kafan.
Menurut keterangan keluarga dan masyarakat setempat, almarhum dikenal sebagai sosok yang jujur, ramah, dan mudah bergaul, serta tidak pernah menimbulkan masalah di kampung. Kepergiannya menjadi duka mendalam bagi warga Gampong Meunasah Lincah.
Dalam kesempatan itu, Haji Uma turut menasihati keluarga agar tetap sabar, tawakal, dan mengambil hikmah dari setiap ujian hidup. “Cepat atau lambat, kita semua akan kembali kepada-Nya,” ucapnya dengan penuh empati.
Pihak keluarga almarhum menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
“Kami dari pihak keluarga tidak dapat membalas kebaikan Haji Uma, Ketua GAB Junaidi R, BP3MI, serta semua pihak di Malaysia dan Aceh yang telah membantu. Hanya Allah yang dapat membalas semua kebaikan tersebut,” ujar Randayani, adik kandung almarhum, dengan penuh haru. [ril]

















