LINTAS NASIONAL – PIDIE, Tokoh Pemuda Pidie Iqbal Mahyiddin Musa meminta Pemerintah Kabupaten Pidie untuk segera mengurus hak paten atau hak cipta kupiah Tungkop yang saat ini menjadi trending di semua kalangan di Aceh.
Hal itu disampaikan Iqbal Mahyiddin menanggapi viralnya di dunia maya gerakan #SejutaKupiahTungkop dalam beberapa hari ini yang diprakarsai oleh Dr. Teuku Muttaqin, oleh karena itu ia mendesak Pemkab Pidie segera mengurus hak paten kupiah tersebut.
Kupiah Tungkop atau yang lebih dikenal dengan nama Kupiah Meukeutop Kata Iqbal sejak dulu telah menjadi ciri khas dari Aceh berasal dari Gampong Rawa Tungkop Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie, Kupiah Tungkop juga identik dengan ciri khas Aceh di pakai oleh Teuku Umar saat melawan penjajah Belanda. Saat ini Kupiah Tungkop sudah kembali digemari oleh masyarakat Aceh.
“Kupiah Tungkop merupakan warisan nenek moyang hingga menjadi satu identitas hingga sekaran, inilah yang menjadi alasan mengapa kupiah Tungkop layak dan harus dipatenkan, kupiah Tungkop juga bagi masyarakat Aceh sudah dianggap topi kebesaran yang sering dipakai pahlawan nasional asal Aceh yaitu Teuku Umar,” kata Iqbal pada Selasa 4 Agustus 2020.
Menurut Wakil Ketua KNPI Aceh tersebut suatu warisan budaya akan dikenal sebagai warisan apabila sudah diakui oleh komunitas ataupun individu yang memelihara, menciptakan, maupun mewariskannya kepada generasi selanjutnya.
Ia berharap Pemkab Pidie dan Pemerintah Aceh mengusulkan hak cipta kupiah Tungkop ke UNESCO karena kupiah tersebut sudah menjadi warisan kebudayaan yang sudah menjadi ciri khas secara turun temurun dari satu generasi ke generasi di Aceh.
“Kupiah Tungkop telah mengakar di kalangan masyarakat Aceh sejak zaman dulu yang menyimpan filosofi dan dan nilai-nilai estetika, mulai dari motif, gambar dan warnanya memiliki makna tersendiri,” lanjutnya
Selain itu Iqbal juga mengajak Pengusaha serta Pemerintah Pidie agar memberdayakan para pengrajin lokal Kupiah Tungkop tersebut salah satunya dengan memberikan modal serta bisa memanfaatkan dana CSR dari Perusahaan seperti Bank maupun yang lainnya yang ada di Pidie, serta menampung hasil produksi.
“Pemerintah melalui Dinas Pariwisata bisa mempromosikan hasil produksi asli, karena yang beredar sekarang di pasaran merupakan produksi pabrikan, bukan asli produksi dari Gampong Tungkop kalau tidak diberdayakan pengrajin asli bisa gulung tikar,” pungkas Iqbal Mayeddin (Red)