LINTAS NASIONAL – PAPUA, Baru-baru ini eksis kelompok separatis Negara Republik Federal Papua Barat (NRFPB).
Kelompok ini katanya merupakan saingan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Meski tidak setenar KKB Papua, Kapola Papua Paulus Waterpauw menyebut NRFPB saat ini memang sedang ingin eksis.
NRFPB kini tengah diburu oleh aparat keamanan karena memakai atribut ala TNI-Polri.
Dilansir dari SURYA.co.id, NRFPB ternyata pernah viral dan bahkan kegiatannya dibubarkan oleh Polri.
Melansir dari Kompas.com, NRFPB pernah melakukan acara deklarasi pada tanggal 31 Agustus 2018 di Abepura, Papua.
Polda Papua membubarkan acara deklarasi Pemerintahan Sementara Negara Republik Federal Papua Barat di Abepura, Papua, Selasa (31/8/2018).
Menurut Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo, Polri sudah mengantongi informasi terkait rencana deklarasi tersebut sebelum membubarkannya.
“Kami sudah dapat info lebih dulu. Kami langsung datangi, kemudian spanduk-spanduk disita,” kata Setyo usai meninjau kesiapan Media Center Asian Games bersama Inasgoc di Jakarta Convention Center (JCC) Rabu (1/8/2018).
Namun, Polri tak menangkap orang-orang yang diduga terlibat dalam rencana deklarasi.
Menurut Setyo, polisi hanya mengamankan spanduk dan baliho acara tersebut karena cenderung memprovokasi masyarakat.
Yang pasti, kata dia, Polri sudah mengidentifikasi asal usul kelompok yang terlibat dalam rencana deklarasi tersebut
Namun, Setyo tak menjelaskan rinci identitas kelompok yang menginisiasi acara itu.
“Yang jelas kami sudah tahu,” kata dia.
Setyo menegaskan, situasi keamanan di Abepura sudah kondusif.
Massa yang hadir dalam deklarasi itu juga tak melawan dan langsung membubarkan diri.
“Jadi sudah tidak ada masalah,” katanya.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol M Iqbal menambahkan, Polri sedang menyelidiki temuan beredarnya surat berkop Pemerintahan Sementara Negara Republik Federal Papua Barat.
“Negara ini adalah negara konstitusi. Siapapun kelompok manapun yang melakukan perbuatan inkonstitusional, terbukti, kita akan tegakkan hukum,” kata Iqbal.
Iqbal mengungkapkan, aksi-aksi seperti ini seringkali terjadi menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Namun, Iqbal meminta masyarakat tak perlu bersikap berlebihan atas aksi-aksi tersebut.
“Memang tujuan mereka itu. Yang paling penting tidak ada dampak. Negara kita tidak melihat itu.
“Masyarakat Papua berintegritas tinggi, bahwa mereka melakukan kegiatan sehari-hari tidak terganggu.
“Paling yang melihat surat itu berapa sih, bisa dihitung dengan jari,” katanya.
Foto sejumlah orang memegang spanduk yang bertuliskan Pemerintahan Sementara Negara Republik Federal Barat sempat beredar di media sosial.
Selain itu foto surat dengan kop Pemerintahan Sementara Negara Republik Federal Papua Barat juga beredar di media sosial.
Dalam surat itu memuat undangan menghadiri deklarasi pemerintahan sementara.
Surat itu berisi undangan ke seluruh pemimpin, masyarakat, mahasiswa Papua Barat untuk menghadiri acara itu.
Rencananya acara tersebut digelar pada Selasa (31/7/2018) di halaman Uncen Lama di samping Auditorium Abepura.
Surat itu tampak ditandatangani oleh Yoab Syatfie yang mengklaim sebagai Perdana Menteri Negara Republik Federal Papua Barat. (intisari.id)