Pemerintah Akan Subsidi Pulsa Mulai September 2020

LINTAS NASIONAL – JAKARTA, Guna mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ) sebagai dampak pandemi virus corona (Covid-19), pemerintah akan memberikan subsidi pulsa untuk para tenaga pengajar dan murid. Subsidi pulsa tersebut akan mulai digulirkan pada September hingga Desember 2020.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate, mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan agar sektor strategis harus dipersiapkan transformasi digitalnya, seperti pendidikan apalagi terkait pembelajaran jarak jauh.

“Kami akan selesaikan pembangunan infrastrukturnya sampai tahun 2022. Namun, para siswa, dosen, guru, mahasiswa tidak hanya butuh dukungan infrastruktur, namun juga butuh dukungan di level hilirnya yakni sinyal, gadget, perangkat telekomunikasi yang dibutuhkan untuk interaksi digital,” kata Johnny G Plate dalam Zooming With Primus dengan topik ‘Mempersiapkan Generasi Emas di Masa Pandemi’ yang disiarkan secara langsung di BS TV, pada Kamis 13 Agustus 2020.

Untuk itu, lanjut Menkominfo, dari awal telah dialokasikan dana subsidi paket data sebesar Rp 1,9 triliun per bulan yang dikelola oleh operator termasuk lembaga pendidikan.

“Tapi, ternyata tidak cukup karena ada 44 juta siswa, 8,2 juta mahasiswa, 200 ribu dosen, dan jutaan guru, jadi setidaknya untuk empat bulan kedepan, September, Oktober, November, Desember akan kami berikan subsidi pulsa,” terang Johnny G Plate.

Oleh karena itu, pihaknya berharap penyesuaian daftar isian pelaksana anggaran (DIPA) bisa segera selesai agar subsidi bisa disalurkan. Saat ini, pemerintah tengah menghitung besaran subsidi yang akan diberikan kepada siswa, mahasiswa, para guru dan dosen.

“Kemkominfo memberikan dukungan kepada Kemdikbud untuk merealisasikan insentif data untuk lingkungan pendidikan yang dibiayai oleh anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tersebut,” tegas Johnny G Plate.

Sementara itu, guna mencapai 9 juta talenta digital atau digital talent pada tahun 2035, Johnny G Plate mengatakan, selain butuh dukungan dari Kemdikbud, pihaknya juga membutuhkan dorongan dari seluruh komponen bangsa untuk realisasinya. Apalagi pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) jadi salah satu penyokong strategi ekosistem ekonomi digital, dalam menghadapi kemajuan teknologi dan revolusi industri 4.0.

“Tidak cukup dukungan dari Kemdikbud, tapi seluruh komponen bangsa yang bisa mendorong agar digital talent baik dari sisi jumlah dan kualifikasinya memadai. Ini butuh peran PGRI, masyarakat, pemerintah daerah untuk membangun ekosistem untuk mencapai teknologi digital,” tegasnya.

Menurut Johnny G Plate, Kemkominfo sudah merancang roadmap untuk menyelesaikan infrastruktur dan regulasi, serta spektrum sumber dayanya.

“Tujuannya, agar stimulus yang diberikan Kemkominfo ditindaklanjuti secara komprehensif oleh sektor lainnya untuk mencapai talenta digital oleh generasi emas Indonesia dalam 15 tahun kedepan,” ujarnya.

Seperti diketahui, pada tahun 2030-2035 Indonesia setidaknya memerlukan 113 juta talenta digital, namun diproyeksi baru bisa terpenuhi 104 juta talenta digital, sehingga ada kekurangan 9 juta. Hal ini perlu menjadi perhatian sebab jika tidak dipersiapkan dari sekarang, akan terjadi migrasi talenta digital dari luar negeri ke dalam negeri untuk mengisi kebutuhan nasional.

“Kebutuhan talenta di Indonesia harus bisa kita penuhi sendiri kalau tidak permintaan itu akan diisi oleh suplai dari luar negeri. Seperti halnya di Silicon Valley di mana top eksekutif dari perusahaan teknologinya seperti Google dan Microsoft diisi oleh migran dari Asia, India,” tandas Johnny G Plate.

Di lain sisi, di masa pandemi ini, sektor informasi telekomunikasi justru mampu tumbuh menjadi 10,88 persen pada kuartal II 2020 dari kuartal I 2020 sebesar 9 persen, di saat sektor-sektor lainnya terkontraksi. “Hal ini menjadi gambaran bahwa sektor ini punya prospek menarik yang akan terus bertumbuh kedepannya,” tandas Menkominfo. (Red)