Ahed Tamimi, Remaja Palestina yang Berani Pukul dan Tampar Tentara Israel

LINTAS NASIONAL – PALESTINA, Orang Israel menyebutnya ‘Shirley si Pemarah’. Tapi rakyat Palestina menyebut dia pahlawan karena berani melawan tentara Israel yang menduduki wilayah Tepi Barat, tempat dia tinggal. Orang Israel mengatakan dia adalah bagian dari ‘Pallywood’ atau propaganda Palestina untuk menjelekkan Israel di media massa.

Nama asli remaja perempuan itu adalah Ahed Bassem al-Tamimi. Usianya kini menginjak 21 tahun. Video ketika dia memukul dan menampar tentara Israel saat masih berusia belasan tahun banyak tersebar luas di media sosial.

Tamimi dikenal sebagai aktivis Palestina yang berasal dari keluarga yang juga aktivis. Dia tinggal di Desa Nabi Saleh, Tepi Barat. Di desa ini unjuk rasa sudah jadi pemandangan biasa saban pekan sejak 2010. Penduduk desa melempari tentara Israel dengan batu karena tanah mereka dirampas untuk pembangunan pemukiman ilegal warga Yahudi, seperti dilansir the Washington Post, Desember 2016.

Kala itu kata militer Israel, pasukan mereka sedang menghadapi kerusuhan dari sekitar 200 warga Palestina, termasuk keluarga Tamimi. Sejumlah pendemo, kata Israel, masuk ke dalam rumah-rumah warga dan terus melempari mereka dengan batu.

Dalam video yang menjadi viral Tamimi terlihat berusaha mengusir kedua tentara Israel sambil memukul, menendang, dan menampar tentara itu. Kedua tentara berpakaian lengkap dan bersenjata itu terlihat tidak membalas perbuatan Tamimi.

Ayah Tamimi mengatakan putrinya bereaksi ketika tentara Israel menembak sepupunya, Muhammad al-Tamimi, pada 15 Desember 2016, ketika ikut berunjuk rasa menentang keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Beberapa hari kemudian sekitar pukul 04.00 tentara Israel mendatangi rumah Tamimi dan menangkapnya.

“Tentara mendatangi rumah dan menangkap putri saya Ahed Tamimi setelah media Israel menyerang dia karena menghentikan tentara di depan rumah kami ketika si tentara menembak kepala seorang anak,” kata ayah Tamimi di laman Facebook.

Dia juga mengatakan tentara Israel mengambil ponsel, kamera, laptop, menggeledah rumah dan memukuli istri dan anaknya.

Video ketika Tamimi ditangkap juga kemudian menjadi viral.

Nama Tamimi mulai dikenal luas ketika pada 2012 dia juga berani melawan tentara Israel. Video ketika dia sedang berteriak di depan wajah tentara Israel sambil mengacungkan tinjunya juga beredar di Internet. Pada 2015, foto ketika dia sedang menggigit lengan tentara Israel sewaktu ingin meringkus sepupunya, Muhammad Tamimi, juga menjadi simbol perlawanan rakyat Palestina.

Pada 2012 dia mendapat penghargaan Handala Courage dari Turki karena keberaniannya melawan tentara Israel dan Recep Tayyip Erdogan, yang kala itu masih menjabat perdana menteri, menjamunya sarapan dan berfoto. Media sosial menyebut Tamimi sosok yang berani dan cantik.

Ayahnya pernah ditangkap Israel lebih dari sembilan kali, ibunya lima kali, dan kakaknya dua kali. Kedua pamannya gugur sebagai martir melawan tentara Israel.

“Pelajaran favorit saya di sekolah adalah olah raga. Kalau saja tidak ada pendudukan (Israel) saya ingin jadi pemain sepak bola,” kata Tamimi dalam sebuah film dokumenter pendek. (Merdeka)