LINTAS NASIONAL – JAKARTA, Perahu yang ditumpangi sekitar 120 pengungsi Rohingya di lautan lepas sekitar 124 km dari daratan Aceh yang diperkirakan akan tenggelam dalam beberapa hari ke depan jika tidak ditarik ke daratan.
Menyikapi kondisi manusia perahu, pemerintah Indonesia mengambil inisiatif akan ditarik ke daratan dengan alasan “kemanusiaan.”
Deputi Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kemenko Polhukam, Irjen Pol Armed Wijaya yang Ketua Satgas Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri (PPLN) Pusat mengatakan Pemerintah Indonesia memutuskan, atas nama kemanusiaan, akan menampung pengungsi Rohingya yang saat ini terapung-apung di atas sebuah kapal di lautan dekat Kabupaten Bireuen, Aceh.
Keputusan ini dibuat setelah mempertimbangkan kondisi darurat yang dialami pengungsi di atas kapal tersebut.
“Dari pengamatan yang dilakukan, penumpang kapal tersebut didominasi oleh perempuan dan anak-anak. Jumlah pasti dari pengungsi tersebut baru akan diketahui setelah pendataan lebih lanjut,” kata Armed pada Rabu 29 Desember 2021 dilansir dari BBC
Para pengungsi Rohingnya itu sudah terombang-ambing selama 28 hari di lautan lepas, dalam kawasan perairan terdekat dengan Bireuen.
Semua pengungsi, kata Armed, akan menjalani skrining kesehatan dan penerapan protokol kesehatan.
Otoritas keamanan kelautan setempat sempat mengharuskan mereka didorong kembali ke laut menjauhi wilayah Indonesia, sementara nelayan Aceh ingin mereka ditarik ke darat karena alasan kemanusiaan.
Sebelumnya diberitakan sebuah Kapal yang membawa Seratusan lebih etnis Rohingya terdampar sekitar 60 mil di atas perairan Samalanga, Kabupaten Bireuen Aceh.
Kapal tersebut sudah terpantau nelayan Aceh sejak Minggu 26 Desember 2021 sekitar pukul 11.00 WIB.
Panglima Laot Bireuen yang yang dikonfirmasi lintanasional.com pada Senin 27 Desember 2021 mengatakan mereka terlihat berada di kapal kayu penuh sesak. yang dipenuhi anak-anak dan perempuan.
“”Mereka berada 60 mil di perairan laut Samalanga Kabupaten Bireuen dan masih belum mendarat,” kata Badruddin
Badruddin mengatakan, posisi boat sepertinya bergerak lambat dan masih berada di seputaran beberapa rumpon laot perairan Samalanga, Bireuen
“Beberapa nelayan yang sedang berada dekat boat tersebut sudah membantu memasok beras persediaan mereka sendiri untuk boat tersebut,” sebut Abu Laot
Badruddin menyebut, di dalam kapal banyak terdapat anak-anak, perempuan dewasa dan beberapa orang laki-laki.
“Informasi dari nelayan kita pengungsi Rohingya itu berjumlah sekitar 120 orang,” sebutnya.
Dia mengaku, banyak nelayan ingin menolong pengungsi Rohingya tersebut untuk ditarik ke daratan, namun mereka takut bermasalah dengan hukum.
“Ini bagaimana ya, kalau soal kemanusiaan kita ingin sekali menarik mereka ke darat, membantu. Tapi kami ini kan masyarakat biasa (tidak bisa mengambil keputusan),” jelasnya. (AN)