Korban Tewas Akibat Corona di Amerika Melebihi Tiga Perang

LINTAS NASIONAL – AMERIKA SERIKAT, Pandemi virus Corona telah menelan korban jiwa sebanyak lebih dari seratus ribu orang di Amerika Serikat pada Rabu, 27 Mei 2020.

Jumlah korban meninggal harian relatif turun dan ini mendorong sejumlah negara bagian untuk mulai mengaktifkan kegiatan bisnis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Amerika Serikat mulai bergeliat setelah menjalani lockdown atau penghentian kegiatan sosial dan bisnis selama sekitar dua bulan untuk mencegah penyebaran virus Corona.

“1.400 orang Amerika meninggal rata-rata tiap hari pada Mei, turun dari puncaknya 2 ribu orang pada April,” begitu dilansir Reuters berdasarkan data pemerintah Amerika soal korban infeksi virus Corona atau Covid-19 pada Kamis, 28 Mei 2020.

Selama tiga bulan terakhir, jumlah korban meninggal di Amerika akibat infeksi virus Corona tercatat lebih banyak dibandingkan Perang Korea, Perang Vietnam, dan konflik Amerika di Irak yang berlangsung sejak 2003 – 2011.

Virus Corona menyebabkan munculnya radang paru-paru pada penderita, yang membuatnya kesulitan bernapas.

Mayoritas korban meninggal adalah warga yang menderita penyakit lain sebelumnya dan berusia di atas 60 tahu.

Amerika pernah mengalami wabah flu pada 1957 – 1958 dengan korban meninggal sebanyak 116 ribu orang.

Saat ini, Amerika memiliki sekitar 1.7 juta kasus infeksi virus Corona dengan episentrum di negara bagian New York.

Secara global, virus Corona telah menginfeksi sekitar 5.6 juta orang dan menewaskan sekitar 350 ribu orang.

Wabah ini, seperti dilansir Channel News Asia, menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina bagian tengah, sejak Desember 2019.

Selain AS, yang menempati urutan pertama korban terinfeksi terbanyak virus Corona, Brasil menjadi negara terbanyak urutan kedua di dunia.

Menurut analisis, seperti dilansir Reuters, AS menempati urutan kedelapan untuk jumlah korban meninggal.

Ada tiga korban meninggal per 10 ribu penduduk akibat infeksi virus Corona. Belgia menempati urutan pertama dengan delapan korban meninggal per 10 ribu penduduk. Ini diikuti Spanyol, Inggris, dan Italia. (tempo)