LINTAS NASIONAL – BANDA ACEH, Kepala Perwakilan Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Kota Banda Aceh, Dato’ Yuni Eko Hariatna atau biasa disapa Haji Embong, mengapresiasi dan bangga atas masuknya tanah Aceh dalam pendirian Ibukota Negara di Kalimantan Timur.
Ditaburnya tanah Aceh di Ibukota Negara baru menunjukkan bahwa Aceh merupakan bagian tidak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Saya sebagai warga Aceh sangat bangga dan senang dengan ditaburnya tanah Aceh secara simbolis yang dibawa oleh Gubernur Aceh, Nova Iriansyah dalam acara pembangunan Ibukota Negara di Kalimantan Timur, dan ini sekaligus pesan kepada Pemerintah Pusat bahwa Aceh merupakan entitas tidak terpisahkan dari NKRI,” kata Haji Embong.
Hal itu, kata Haji Embong, kegiatan yang digagas oleh Presiden Jokowi merupakan implementasi dari Sila Ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia, melalui pembangunan IKN ini masa seluruh daerah di Indonesia ini merasa memiliki Ibukota Negara, dan semua bersatu padu dalam bingkai NKRI.
Untuk itu, YARA sangat mendukung dan mengapresiasi langkah Gubernur membawakan secuil tanah Aceh dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).
Menurut Haji Embong, ini merupakan persoalan kenegaraan tidak berkaitkan dengan persoalan agama.
“Kalau kita baca sila Ketiga Pancasila yang berbunyi “Persatuan Indonesia,” ini sudah masuk dalam katagori sila ke tiga, karena dalam pembangunan IKN ini seluruh tanah Daerah di Indonesia telah bersatu padu dalam lokasi pembangunan IKN ini, dan langkah Presiden Jokowi ini sangat Pancasilais dalam membangun IKN ini,” lanjutnya
Menurut YARA, persoalan pengumpulan tanah daerah seluruh Indonesia ini merupakan persoalan kenegaraan tidak ada kaitan dengan rituan agama.
Sebelumnya diberitakan Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, bersama Gubernur se Indonesia melakukan tabur tanah dan percik air dari daerah masing-masing di lokasi calon Ibu Kota Nusantara (IKN), Senin, 14 Maret 2022. Prosesi itu dipimpin langsung Presiden RI Joko Widodo.
Gubernur Nova adalah orang kedua yang diberi kesempatan menabur tanah dan air setelah diawali Gubernur DKI Anies Baswedan. Tanah dan air yang dibawa Gubernur Aceh bersumber dari Makam Sultan Iskandar Muda dan tanah Museum Aceh serta air dari Masjid Raya Baiturrahman. (AN)