
LINTAS NASIONAL – MALAYSIA, Tenaga Kerja asal Aceh di Malaysia kembali mempertanyakan komitmen Pemerintah Aceh terkait bantuan yang pernah dijanjikan untuk warga Aceh di Malaysia yang berdampak Covid19.
Hal itu diungkapkan oleh sejumlah Warga Aceh yang saat ini masih bertahan di Negeri Jiran tersebut, Kausar salah satu pekerja kebun di Kawasan Selangor menceritakan kondisi ribuan pekerja yang hingga saat ini tidak bisa bekerja akibat Pandemi Covid19.
“Hingga saat ini Malaysia masih diberlakukan pembatasan sosial yang sangat ketat baik untuk warga setempat maupun para pendatang, jangankan untuk bekerja, untuk keluar saja sulit, teman-teman disini bertahan hidup dengan mengharapkan bantuan warga setempat dan warga Aceh lainnya,” katanya lirih kepada lintasnasional.com pada Sabtu 12 September 2020
Cerita Kausar diatas merupakan salah satu contoh permasalahan yang dialami oleh Warga Aceh di Malaysia begitu juga dengan ribuan bahkan ratusan ribu lainnya.
Menanggapi permasalahan yang dihadapi ribuan warga Aceh di Malaysia Komunitas Masyarakat Aceh-Malaysia (KMAM) telah melakukan berbagai upaya untuk meringankan beban mereka sejak Bulan Maret lalu.
KMAM mengandeng sejumlah pengusaha Aceh yang ada di Malaysia dan Indonesia, sehingga terkumpul anggaran sebesar 19 Milyar lebih yang kemudian di konversi menjadi paket Sembako dan dibagikan untuk TKI asal Aceh yang berdampak Covid19.
Presiden KMAM Datuk Mansyur Bin Usman kepada lintasnasional.com mengatakan pekerja Aceh di Malaysia sangat kecewa dengan sikap Pemerintah Aceh yang menutup mata dengan kondisi warganya yang bekerja di Malaysia.
“Kami disini tiap hari menerima laporan dari pekerja Aceh, ada yang sakit, ditangkap, tidak ada makanan, dipecat dari kerja dan banyak permasalahan lainnya, walaupun kami melakukan berbagai upaya untuk meringankan beban mereka, namun komunitas juga punya keterbatasan,” kata Datuk Mansyur
Dalam hal ini KMAM mempertanyakan kelanjutan Paket Bantuan dari Pemerintah Aceh yang pernah dijanjikan beberapa waktu lalu, meskipun Plt Gubernur kemudian membantah pernah berjanji.
“Apakah warga Aceh di Malaysia tidak berhak menikmati sedikit anggaran Pemerintah Aceh? soalnya pada 27 April 2020 Gubernur pernah menyurati Kepala BNPB dan Menteri Luar Negeri yang menyatakan menyiapkan 10 ribu paket sembako dengan nilai 50 ringgit atau sekitar Rp 175 ribu,” kata Datuk Mansyur
Kemudian pada 4 Agustus lalu Pemerintah Aceh melalui jubir Saifullah Abdu Gani MT mrmbantah pernah mejanjikan bantuan Sembako untuk masyarakat Aceh terimbas Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Malaysia.
KMAM juga mempertanyakan tindak lanjut pihak DPR Aceh yang mengatakan akan mepertanyakan kepada Plt Gubernur Aceh terkait penyaluran 10 ribu paket Sembako kepada Warga Aceh di Malaysia
“Kita juga mempertanyakan peran DPR Aceh, terlepas dari janji tersebut, Warga Aceh disini juga punya hak untuk mendapat sedikit bantuan dari Pemerintah, apalagi dana Refocusing Covid19 mencapai 2 Triliun lebih,” lanjutnya
KMAM mengatakan puluhan ribu pekerja Migran minta segera dipulangkan ke Daerah asal karens sudah Tiga Bulan mereka tidak bekerja dan tidak dibutuhkan lagi di Malaysia
“Pulihan ribu pekerja sudah Tiga bulan diusir oleh majikan karena tidak dibutuhkan lagi, karena warga setempat juga kehilangan pekerjaan sektor binaan, service, restoran dan lainnya akibat Covid19, tapi Pemerintah Aceh hingga saat ini masih menutup mata terkait pemulangan buruh Migran,” pungkas Datuk Mansyur (Red)