Habiskan Dana Miliaran, Peternakan Sapi Milik Pemkab Bireuen Dinilai Sarat Masalah

Peternakan Ranto Panyang Juli Milik Pemkab Bireuen (IST)

LINTAS NASIONAL – BIREUEN, Sejumlah bangunan yang dibangun dengan dana APBK di Lahan Peternakan milik Pemerintah Kabupaten Bireuen di Ranto Panyang Juli terbengkalai alias mubazir.

Patut diduga bangunan yang dianggarkan dengan APBK pada Tahun 2018 dan 2019 tersebut sarat dengan korupsi dan patut diduga hanya untuk mencari keuntungan pribadi sejumlah oknum dari proyek tersebut.

Pantauan media lintasnasional.com di lokasi, di lahan seluas 66 Hektar tersebut terdapat sejumlah bangunan didalamnya, diantaranya beberapa rumah pengelola dan sejumlah kandang sapi namun yang terpakai hanya Satu yang lain dibiarkan terbengkalai.

Sementara Pemkab Bireuen pada 2020 juga menggelontorkan anggaran senilai 490 Juta untuk membangun kandang Sapi namun hingga saat ini tidak berfungsi dan terlantar begitu saja.

Selain itu Peternakan yang direncanakan menjadi pilot Project tersebut pada 2020 juga mendapat anggaran untuk pembangunan pagar senilai 1,2 Miliar, namun pagar tersebut hanya sempat dikerjakan oleh pihak rekanan 40 persen, sementara pada Tahun 2019 juga dianggarkan untuk pembangunan pagar senilai 794 Juta.

Sementara itu sapi yang di Peternakan hanya berjumlah 46 ekor di kandang utama.

“Ia bg, ini 46 ekor, namun ada juga yang ditempat lain, tanpa menjelaskan dimana,” kata salah satu penjaga peternakan pada Rabu 7 Juli 2021

Menurut informasi pada Juli 2018 lalu Peternakan tersebut mendapat bantuan 50 ekor sapi dari Kementerian Pertanian RI jenis Brahman Cross.

Padahal, selain Sapi Bantuan yang diterima dari Pemerintah pusat, Pemkab juga beberapa kali menggelontorkan anggaran pengadaan Sapi untuk Peternakan tersebut.

Kalau ditelusuri ke belakang, sejak 2018 lalu, Pemkab telah menghabiskan dana belasan Miliar untuk mengembangkan Peternakan tersebut.

Mulai dari biaya perencanaan mencapai ratusan juta rupiah, pembersihan lahan (land clearing) dan penghijauan di sekitar lokasi, mencapai Rp 2 miliar.

Pemkab Bireuen melalui Dinas Pertanian, juga telah menggelontorkan Rp 700 juta lebih dana untuk biaya penataan kawasan peternakan tersebut.

Tahun 2019 juga dianggarkan untuk pembangunan Kandang dan Rumah penjaga Ternak senilai ratusan Juta, serta pengadaan Sapi, pada 2020 juga ada anggaran rehab kandang dan pembangunan Pagar.

Salah satu warga setempat mengatakan lahan seluas itu  memiliki potensi sangat besar untuk mengembangkan peternakan, namun sepertinya akan sia-sia jika masih ada oknum-oknum yang mengeruk keuntungan pribadi.

“Itu sebenarnya milik rakyat, karena semuanya menggunakan dana APBK, jika hanya begini-begini saja kondisinya, banyak peternakan milik masyarakat lain, kupue ijak peu abeh-abeh peng negara mantong meunyo lagee nyan kandang,” kata salah satu warga setempat.

Lanjutnya, dengan adanya lahan seperti ini, menjadi lahan basah bagi oknum di Pemerintahan agar tiap Tahun bisa menganggarkan uang Negara dengan dalih pengembangan Peternakan.

“Terlihat sangat rapi dan teratur cara meguras uang negara, begitu juga dengan jumlah sapi yang ada disana, berapa ekor yang jantan dan berapa ekor yang betina, dan yang bertambah tiap tahun, sangat tidak jelas,” ketusnya

Salah satu warga lainnya meminta pihak penegak hukum dan inspektorat agar mengaudit semua anggaran yang diperuntukkan sejak pertama kali dibuka.

“Baik anggaran untuk bangunan, pembersihan lahan dan untuk pengadaan sapi, itu harus di audit dulu, ini tiap tahun anggaran di plot untuk peternakan tersebut, namun tidak tepat sasaran,” pungkasnya

Bupati Bireuen Muzakkar mengharapkan, lahan peternakan Sapi di Ranto Panyang itu dapat menjadi lahan percontohan untuk masyarakat dalam mengembangkan usaha peternakan lembu di Kabupaten Bireuen.

“Lahan peternakan sapi ini akan terus kita kembangkan, agar menjadi lokasi agrowisata peternakan di Aceh, khusus di Kabupaten Bireuen,” kata Muzakar beberapa waktu lalu (M. Reza)